Rabu, 19 Desember 2012

WiMax

WiMAX

Latar Belakang
            WiMax dibuat karena adanya kekurangan fasilitas pemakaian standar teknologi nirkabel, di bagian bawah ada standar WiFi Wireless LAN 802.11 yang sudah banyak dipakai, sementara diatasnya adalah Wireless MAN 802.16 yang biasanya dipakai oleh operator untuk menyambung /base station/ mereka.
Dalam prakteknya, banyak praktisi telekomunikasi menggunakan teknologi 802.11 yang dirancang untuk pemakaian di dalam ruangan (/indoor/) menjadi peranti /outdoor/ untuk menyambung gedung ke gedung di dalam satu daerah yang jaraknya di bawah 10 km. Pemanfaatan teknologi ini secara ekonomis memang sangat tepat, karena dengan hanya mengeluarkan biaya dibawah tujuh juta Rupiah, kita sudah dapat menyambung dua titik berjarak maksimum 15 km.
Dalam perjalanannya, teknologi 802.11 yang dipakai secara salah ini menyebabkan kekecewaan banyak pengunanya, karena sering terjadi interferensi yang menyebabkan sambungan buruk, disebabkan oleh banyaknya pemakai dan saling rebut sambungan dengan menggunakan penguat jika mereka tidak mendapatkan sinyal.
Standar 802.11 juga mempunyai beberapa kelemahan lain; keterbatasan kanal yang dapat dipakai oleh hanya 11 /access point/ dalam satu daerah, kemudian juga tidak mampu bekerja dengan sinyal pantulan dan harus bekerja tanpa halangan objek (biasa disebut dengan istilah /Line of Sight/).
Sementara standar 802.16 Wireless MAN sudah sejak lama dipakai oleh operator telepon dan harga perangkatnya mencapai puluhan ribu dolar untuk satu sambungan. Perangkat ini yang biasanya kita lihat seperti bentuk tambur di tower-tower penyelenggara jasa telepon selular. Kalau 802.11 bekerja di frekwensi 2,4GHz dan punya daya hanya sampai 1 atau 2 watt saja, 802.16 bekerja di frekwensi antara 6 sampai 23GHz, dengan daya yang cukup besar untuk menyambung dua titik yang jaraknya sampai 30 km.

Sumber : http://tinyurl.com/7myndas


Pengertian WiMAX
     
            WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi. Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya. Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupan, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular. Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162. Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah.

Sumber : http://fadhilgalery.blogspot.com/2012/06/pengertian-wimax-dan-perkembangannya.html


Elemen Perangkat WiMAX

            Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya. RSF 0606094680


Base Station (BS)

Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:

* NPU (networking processing unit card)
* AU (access unit card)
* PIU (power interface unit) 
* AVU (air ventilation unit)
* PSU (power supply unit) 
Antena

Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.

Subscriber Station (SS)

Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

BERBAGAI APLIKASI WiMAX

Aplikasi Backhaul

Untuk aplikasi ini, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain. Dalam aplikasi ini agar dapat dipakai secara maksimal maka biasanya dilakukan konfigurasi P2P.

* Backhaul WiMAX

Aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater dalam sistem selular. Bertujuan untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.

* Backhaul Hotspot

Saat ini sebagian besar jaringan hotspot banyak menggunakan saluran ASDL sebagai backhaulnya. Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot.

* Backhaul Teknologi Lain

WiMAX dapat digunakan sebagai backhaul teknologi lain. Seperti backhaul seluler. Dengan kemampuan data rate di atas 2 Mbps maka sangat layak bila WiMAX digunakan sebagai backhaul dari sistem seluler.

Akses Broadband

WiMAX dapat digunakan sebagai ’last smile’ untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini.

Personal Broadband

WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband , dapat dibedakan menjadi 2 pangsa pasar, yaitu yang bersifat nomadic dan mobile.

* Nomadic

Apabila tingkat perpindahan dari pengguna WiMAX tidak sering dan kalaupun berpindah dengan kecepatan yang rendah.


Mobile

Pada aplikasi mobile, user WiMAX seperti mengunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA, atau smartphone. Perpindahan/tingkat mobilitasnya sama dengan WiFi.

TINJAUAN TEKNOLOGI

WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.

Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.

Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.

Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162.

Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.

MANFAAT & KEUNTUNGAN

Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya standardisasi industri ini. Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).

WiMAX salah satu teknologi memudahkan mereka mendapatkan koneksi Internet yang berkualitas dan melakukan aktivitas. Sementara media wireless selama ini sudah terkenal sebagai media yang paling ekonomis dalam mendapatkan koneksi Internet. Area coverage-nya sejauh 50 km maksimal dan kemampuannya menghantarkan data dengan transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh, sehingga memberikan kontribusi sangat besar bagi keberadaan wireless MAN dan dapat menutup semua celah broadband yang ada saat ini. Dari segi kondisi saat proses komunikasinya, teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut.

Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.

Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan WiMAX. Atau mungkin Anda tinggal membeli antena portabel dengan interface ethernet yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari BTS untuk fixed wireless.



Prinsip Kerja WiMAX

            Standar yang digunakan WiMAX mengacu pada standar IEEE 802.16. Varian dari standar 802.16 ini ialah : 802.16, 802.16a, 802.16d dan 802.16e. Varian standar 802.16 yang diadopsi WiMAX untuk penggunaan komunikasi tetap atau Fixed Wireless Access (FWA) adalah 802.16d atau 802.16-2004 yang telah direvisi pada tahun 2004. Selanjutnya, varian yang digunakan untuk komunikasi bergerak (mobile) ialah 802.16e.
Standar 802.16d diperuntukan bagi layanan yang bersifat fixed maupun nomadic. Sistem ini menggunakan OFDM dan mendukung untuk kondisi lingkungan LOS dan NLOS. Perangkat 802.16d biasanya beroperasi pada band frekuensi 3.5 GHz dan 5.8 GHz. Profile dari standar 802.16 d tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Standar WiMAX 802.16e mendukung untuk aplikasi portable dan mobile sehingga dikondisikan mampu handoff dan roaming. Sistem ini menggunakan teknik SOFDMA, teknik modulasi multi-carrier yang menggunakan sub-channelisasi. 802.16e juga bisa dimanfaatkan untuk meng-cover pelanggan yang bersifat fixed (tetap). 802.16e memanfaatkan band frekuensi 2.3 GHz dan 2.5 GHz.

Topologi WiMax

Topologi jaringan WiMAX dapat dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu Point to Multipoint (PMP) dan Point to Point (P2P) serta dapat dikembangkan dalam bentuk mesh. Topologi PMP biasanya digunakan untuk melayani akses langsung ke pelanggan. Dalam topologi ini BS WiMAX digunakan meng-handle beberapa SS. Kemampuan dari jumlah subscriber tergantung dari tipe QoS yang ditawarkan oleh operator. Bila tiap SS mendapatkan bandwidth yang cukup besar maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas jumlah user juga akan semakin berkurang dan sebaliknya bila bandwidth yang dialokasikan semakin sedikit maka kapasitasnya akan semakin besar. Topologi P2P dapat digunakan untuk backhaul maupun dapat juga digunakan untuk komunikasi antara BS WiMAX dengan single SS. Dalam implementasi di lapangan, topologi PMP ini lebih banyak digunakan karena lebih efisien dibandingkan dengan P2P. Dengan kedua topologi di atas, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai topologi seperti mesh maupun gabungan atas integrasi antara point to point dan point to multipoint.
Pada dasarnya WiMax beroperasi seperti halnya WiFi tetapi dengan kecepatan lebih tinggi, jangkauan yang lebih luas dan untuk jumlah user yang lebih banyak. WiMax dapat menghilangkan black out area di daerah pinggiran dan pedalaman yang tidak memiliki broadband internet access karena perusahaan telekomunikasi belum berhasil memasang kabel untuk menghubungkan daerah ini dengan jaringannya.
Sistem WiMax terdiri atas 2 bagian:
1.  WiMax Tower, memiliki konsep yang sama dengan tower telpon seluler. Sebuah tower       WiMax memiliki coverage yang sangat luas, yaitu sekitar 8 km2
2.  WiMax receiver – perangkat receiver atau antena dapat berupa sebuah kotak kecil atau PCMCIA card, atau bisa juga build-in dalam laptop seperti WiFi access saat ini.
Menara WiMax dapat terhubung secara langsung ke Internet dengan mempergunakan koneksi kabel berkecepatan tinggi (contohnya, sambungan T3). Selain itu juga dapat terhubung ke menara WiMax lainnya dengan mempergunakan line-of-sight backhaul, sebuah sambungan microwave. Hubungan dengan menara kedua ini, yang sering disebut sebagai backhaul, bersama dengan coverage dari menara individual yang mencapai 8 km2, membuat WiMax bisa menjangkau daerah-daerah yang tidak mampu dicapai oleh jaringan kabel.
WiMax memiliki 2 jenis layanan wireless:
1. Non-Line-Of-Sight, jenis layanan seperti WiFI, dimana sebuah antenna kecil pada perangkat terhubung ke menara. Dalam layanan ini, WiMax mempergunakanlower frequency range – 2 GHz sampai 11 GHz (sama dengan WiFi). Transmisi dengan gelombang berfrekuensi rendah ini tidak mudah diganggu oleh hambatan fisik, lebih mudah membelok bila mendapati sebuah hambatan.
2.  Line-Of-Sight, dimana sebuah menara WiMax terhubung langsung ke menara lainnya. Koneksi line-of-sight lebih kuat dan stabil, sehingga koneksi ini mampu mengirimkan banyak data dengan tingkat error yang rendah. Tranmisi line-of-sight mempergunakan frekuensi yang lebih tinggi, dengan kemampuan sampai pada 66GHz. Pada frekuensi yang lebih tinggi terdapat interferensi yang lebih rendah dan bandwidth yang lebih besar.
Tahap akhir dari skala area network adalah global area network(GAN). Proposal untuk GAN adalah IEEE 802.20. GAN yang sebenarnya bekerja sangat mirip dengan jaringan telpon seluler masa kini, dengan user yang mampu berkeliling suatu Negara dan tetap memiliki akses ke jaringan pada setiap saat. Jaringan ini mampu untuk memiliki bandwidth yang cukup untuk menyediakan layanan internet yang sebanding dengan layanan kabel modem, tetapi bisa diakses secara mobil oleh perangkat yang senantiasa online seperti laptop ataupun smartphone.
Penerapan WiMAX di Indonesia 
      Di Indonesia kendali untuk pengembangan WiMax  sangat tergantung pada pemerintah. Salah satu yang sangat krusial adalah masalah frekuensi. Karena roadmap yang  disepakati dalam WiMAX forum WiMax akan mempergunakan tiga frekuensi, demi menjamin bandwidth yang besar, frekuensinya yang dipergunakan berkisar dari 2 GHz sampai 11 GHz.
     Di luar negeri 5,8 GHz itu unlicensed, di sini nggak jelas, tetapi katanya sih sudah mulai crowded juga, yang gelap-gelap. Sedang yang 3,5 GHz itu extended band dipakai oleh PSN, beberapa TV, kemudian yang 2,5 GHz sekarang ini dipakai oleh Indovision. Yang 2,4 GHz itu dunia rimba, artinya siapa saja boleh pakai. Dulu unlicensed, sekarang dipajak oleh pemerintah Rp. 2,75 juta satu tahun per satu titik. Kalau 2,4 GHz yang digunakan untuk Wi-Fi itu kan range-nya pendek, paling sekitar 45 sampai 100 meter. Kalau 2,4 GHz yang dipakai para ISP, baik licensed maupun unlicenced, itu jaraknya cukup jauh, namun karena itu sudah kayak musim layangan yang benangnya kusut ke sana kemari.
     Kendala yang dihadapi adalah ramainya traffik pada frekuensi strategis tersebut, seperti contoh frekuensi 5,8 GHz yang dipakai oleh jaringan komunikasi, 4,5 GHz yang dipergunakan oleh PSN dan juga beberapa stasiun TV. Sedangkan untuk frekuensi 2,5 GHz dipergunakan oleh satu stasiun televise kabel berbayar. Untuk frekuensi 2,4 GHz dipergunakan oleh berbagai perusahaan telekomunikasi dan terdapat beban pajak Rp. 2,75 juta satu tahun per satu titik. Melihat keadaan penggunaan frekuensi strategis yang tidak tersusun dengan rapi pemerintah perlu melakukan peninjauan kembali terhadap kebijaksanaannya. Memberikan frekeunsi berpita tinggi untuk kepentingan strategis komunikasi dan memberikan setiap layanan sesuai dengan kuantitas data yang diperlukan.
Ada beberapa tantangan lain untuk implementasi WiMAX di Indonesia, seperti yang sudah diuraikan yang terpenting adalah pengaturan ulang frekuensi kerja untuk BWA, termasuk untuk WiMAX. Lalu standarisasi penggunaan perangkat dan pengaturan interoperability dengan memperhatikan trend glogal. Juga peluang yang sangat besar untuk berbagai jenis aplikasi (multimedia) yang memerlukan infrastruktur “ high speed access” dengan harga semakin murah. Tantangan lain adalah meningkatkan peluang kompetisi pada sector telekomunikasi, terutama karena implementasinya cukup mudah serta membuka peluang “local content”.

    Pada saat ini  di Indonesia, izin prinsip penyelenggaraan jaringan WiMAX di frekuensi 2,3 GHz diberikan melalui proses lelang yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Depkominfo yang hasilnya diumumkan pada 16 Juli 2009. Hasil lelangnya adalah:
ZonaWilayahPemenangNilai (Rp)
1Sumatera UtaraIT First Media7.201.000.000
2Sumatera Bagian TengahPT Berca Hardaya Perkasa5.125.000.000
3Sumatera Bagian SelatanPT Berca Hardaya Perkasa5.125.000.000
4Jabodetabek dan BantenPT First Media121.201.000.000
5Jawa BaratPT Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana (konsorsium)25.218.000.000
6Jawa TengahPT Telkom18.654.000.000
7Jawa TimurPT Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana (konsorsium)31.518.000.000
8Bali dan NTBPT Berca Hardaya Perkasa5.100.000.000
9PapuaPT Telkom775.000.000
10Maluku dan Maluku UtaraPT Telkom533.000.000
11Sulawesi SelatanPT Berca Hardaya Perkasa5.299.000.000
12Sulawesi Bagian UtaraPT Telkom1.177.000.000
13Kalimantan BaratPT Berca Hardaya Perkasa6.991.000.000
14Kalimantan Bagian TimurPT Berca Hardaya Perkasa3.490.000.000
15RiauPT Berca Hardaya Perkasa4.000.000.000
     Pada saat ini WiMax diindonesia memang masih dalam pengembangan, tetapi mengingat penting memenuhi kebutuhan bandwidth yang besar dan perhatian pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur WiMax dalam negeri diharapkan dalam 5 tahun kemudian Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dalam penyediaan layanan komunikasi data berkecepatan tinggi.
Kelebihan dan kekurangan WiMAX
         Kelebihan yang dimiliki oleh jaringan Wimax adalah :
1.      Jarak jangkau jauh mencapai maksimal 50km dengan jarak jangkau optimal 7-10 km, tidak ada masalah ‘hidden node’. Karena layer PHY pada standar IEEE 802.16d tahan terhadap 10 multi-path delay spread.

2.      Daerah jangkauan dioptimalkan untuk outdoor yang didukung dengan teknologi smart antenna, modulasi adaptif dan menggunakan topologi jaringan mesh.

3.      QoS untuk layanan data, video dengan dukungan Grant/Request MAC dan differential service : E1/T1 untuk pelanggan bisnis data best effort untuk residential.

4.      Interoperability perangkat dehingga operator atau peyedia layanan tidak tergantung pada satu vendor untuk pengadaan perangkat sehingga biaya dan resiko ivertasi dapat lebih rendah atau ditekan.


5.      Bandwidth kanal yang fleksibel dari 1.5 MHz sampai 20 MHz untuk spectrum frekuensi berlisensi maupun spectrum frekuensi yang tidak berlisensi, menggunakan frekuensi reuse dan dimungkinkan dilakukan perencanaan sel untuk penyediaan layanan komersial.Kekurangan yang dimiliki oleh jaringan Wimax adalah :


        Seperti terjadi dengan negara lain di dunia, maka pemerintah Indonesia pun belum menentukan frekuensi WiMAX yang akan digunakan. Kemungkinan besar vendor pertama kali membuat perangkat WiMAX di frekuensi 3,5 GHz. Sedangkan di Indonesia, frekuensi dimaksud juga digunakan untuk komunikasi satelit. Sehingga diperlukan penentuan range frekuensi yang tepat agar menguntungkan baik bagi operator, regulator maupun pengguna.

·                  Harga peralatan infrastruktur yang masih sangat mahal
·                  Teknologinya masih berkembang terus, sehingga bisa salah investasi.
·                  Terlalu banyak jenis perangkat yang tidak saling kompatibel.
·                  Dibutuhkan pengalaman untuk memasang perangkatnya.



     Peraturan yang belum siap untuk mengadaptasi teknologi ini karena kalau produsen peranti WiMax sudah membuat satu card PCMCIA atau berbasis USB dengan menggunakan standar WiMax Nomadic, perantinya akan mudah didapat.

Sumber:http://dapurtelekomunikasi.blogspot.com/2012/04/kelebihan-dan-kekurangan-jaringan-wimax.html


Kesimpulan :

        Berdasarkan uraian bahasan WiMAX dapat disimpulkan bahwa :
  • Dengan jangkauan yang luas, wireless, dan transfer rate yang besar, WiMAX dapat digunakan sebagai last mile atau backhaul teknologi lain di dalam jaringan komunikasi sehingga dapat menjangkau target pasar yang besar.
  • Dengan kemampuan QoS yang beragam, maka akan sangat menguntungkan bagi operator dan pelanggan. Bagi operator, dapat memberikan beragam layanan dan tarif sesuai dengan tipe QoS dan kualitas layanan lebih terjamin karena masing-masing tipe QoS sesuai dengan layanan tertentu. Bagi pelanggan dapat memilih layanan sesuai dengan pertimbangan kebutuhan.